Merupakan
suatu kenyataan dimana-mana bahwa manusia berbeda satu sama lain dalam berbagai
hal, antara lain dalam intelegensi, bakat,
minat, kepribadian, keadaan jasmani, dan perilaku sosial.vada kalanya
seseorang lebih cekatan dalam satu bidang kegiatan dibandingkan dengan orang
lain.
1.
Pengertian Bakat Khusus
Apakah bakat itu? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut telah bermunculan bermacam-macam pendapat antara
lain:
Menurut B. Michael
(Sumadi Suryabrata, 1991:168) bakat di artikan sebagai berikut:
“ An aptitude may be defined as a person’s capacity,
or nypothetical potenial, for acquisition of
a certain more or less well
defined pattren or behavior involved in the performance of a task respect to
which the individual has llad little or no previous training”.
Michael meninjau bakat
itu terutama dari segi kemampuan individu untuk melakukan suatu tugas, yang
sedikit sekali atau tidak tergantung pada latihan sebelumnya. Selanjutnya
Bingham memberikan defenisi bakat sebagai berikut:
“An
aptitude... as a condition or set characteristics regarded assymptomatic of an
individual’s ability to acquiri with training some (usualy specified)knowledge,
skill,or set of responses such as the ability to speak a lunguage, to produce
music,....etc.”(Sumadi Suryabrata, 1991:168-169).
Dari defenisi itu, Bingham menitikberatkanpada
kondisi atau atau seperangkat sifat-sifat yang di anggap sebagai tanda
kemampuan individu untuk menerima latihan, atau seperangkat respon seperti
kemampuan berbahasa, musik, dan sebagainya.
Guilford (Sumadi S., 1991:169) mengemukakan bahwa
bakat itu mencakup 3 dimensi psikolog, yaitu: (1). Dimensi preseptual, (2).
Dimensi psikomotor, (3). Dimensi intelektual.
a. Dimensi Presetual
Dimensi preseptual meliputi kemampuan dalam
mengadakan presepsi, dan ini faktor-faktor antara lain:
1. Kepekaan
indera,
2. Perhatian,
3. Orientasi
waktu,
4. Luas
daerah presepsi,
5. Kecepatan
presepsi, dll.
b. Dimensi Psikomotor
Dimensi psikomotor ini mencakup enam faktor, yaitu:
1. Kekuatan,
2. Implus,
3. kecepatan
gerak,
4. Ketelitian,
yang terdiri atas dua macam:
a. Faktor
kecepatan statis, yang menitikberatkan pada posisi,
b. Faktor
ketepatan dinamis, yang menitik beratkan pada gerakan
5. Koordinasi,
6. Keluwesan
(flexibelity).
a. Dimensi Intelektual
Dimensi intelektual inilah yang umumnya mendapat
sorotan luas, karena memang dimensi inilah yang mempunyai mplikasi sangat luas.
Dimensi ini meliputi lima faktor, yaitu:
1.
Faktor ingatan, yang mencakup faktor
ingatan yaitu mengenai:
1. Substansi,
2. Relasi,
dan
3. Sistem.
2.
Faktor ingatan, mengenai pengenalan terhadap:
1. Keseluruhan
informasi,
2. Golongan
(kelas),
3. Hubungan-hubungan,
4. Bentuk atau struktur, dan
5. Kesimpulan.
3.
Faktor evaluatif , yang meliputi evaluasi mengenai:
1. Identitas,
2. Relasi-relasi,
3. Sistem,
4. Penting
tidaknya problem (kepekaan terhadap problem yang di hadapi).
4.
Faktor berikir konvergen, yang meliputi
faktor untuk menghasilkan:
1. Nama-nama,
2. Hubungan-hubungan,
3. Sistem-sistem,
4. Transformasi,
dan
5. Implikasi-implikasi
yang unik.
5.
Faktor berfikir divergen, yang meliputi faktor:
1. Untuk
menghasilkan unit-unit, seperti: word
fluency, ideational fluency,
2. Untuk
pengalihan kelas-kelas secara spontan,
3. Kelancaran
dalam menghasilkan hubungan-hubungan,
4. Untuk
menghasilkan sistem, seperti:
expressional fluency,
5. Untuk
transformasi divergen, dan
6. Untuk
menyusun bagian-bagian besar menjadi garis besar atau kerangka.
Dari ilustrasi diatas menunjukan betapa rumitnya
kualitas manusia yang disebut bakat. Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan
bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan
atau dilatih. Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai
hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukan bahwa suatu tindakan
dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan “bakat” memerlukan latihan dan
pendidikan agar suatu tindakan dapat di lakukan di masa yang akan datang.
Kapasitas sering digunakan sebagai sinonim untuk “kemampuan” dan biasanya
diartikan sebagai kemampuan yang dapat dikembangkan sepenuhnya di masa
mendatang apabila latihan dilakukan secara optimal. Dalam praktek, kapasitas
seseorang jarang tercapai. Insting umumnya terdapat pada hewan, dimana insting
hewan itu dapat melakukan sesuatu tanpa latihan sebelumnya.
Jadi, bakat adalah adalah kemampuan alamiah untuk
memperoleh pengetahuan atau ketrampilan yang relatif bersifat umum (misalnya bakat intelektual
umum) atau khusus (bakat akademik). Bakat khusus disebut juga talen. (Conny Semiawan.
Dkk.,1987:2)
2. Jenis-Jenis Bakat Khusus
Setiap orang mempunyai bakat-bakat tertentu,
masing-masing dalam bidang da derajat yang berbeda-beda. Usaha pengenalan bakat
mula-mula terjadi pada bidang pekerjaan, tapi kemudian juga dalam bidang pendidikan.
Dalam prakteknya hampir semua ahli yang menyusun tes untuk mengungkap bakat
bertolak dari dasar pikiran analisis faktor, seperti yang dikemukakan oleh
Guilford. Menurut Guilford, setiap aktifitas diperlukan berfungsinya
faktor-faktor tersebut.
Pemberian nama terhadap jenis-jenis bakat biasanya
dilakukan bardasar atas bidang apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat
matematika , bakat bahasa, bakat olah raga, bakat seni, bakat musik,
bakatklerikal, bakat guru, bakat dokrer, dan sebagainya. Degan demikian, maka
macam bakat akan sagat tergantung pada konteks kebudayaan dimana seseorang
individu hidup dibesarkan. Mungkin panamaan itu bersangkutan degan bidang
studi, mungkin pula dalam bidang kerja.
3. Kaitan Antara Bakat Dan Prestasi
Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi
dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pegetahuan, pegalaman,
dan dorogan atau motivasi agar bakat itu dapat terwujud. Misalnya
seseorang mempunyai bakat menggambar,
jika ia tidak perna diberi kesempatan untuk megembangkan, maka bakat
tersebuttidak akan tampak. Jika orang tua nya menyadari bahwaia mempunyai bakat
menggambar dan megusahakan agar ia dapat pegalaman yang sebaik-baiknya untuk
megembang kan bakat nya, dan anak itu juga menunjukkan minat yang besar untuk
megikuti pendidikan menggambar maka ia
akan mencapai prestasi unggul bahkan dapt menjadi pelukis terkenal , sebaliknya
seorang anak yang mendapat pendidikan menggambar degan baik , namun tidak
memiliki bakat menggambar, maka tidak akan perna mencapai prestasi unggul untuk
bidang tersebut.
4. Faktor - Faktor Yang Mempegaruhi
Perkembangan Bakat Kuhsus
Ada sebab atau faktor - faktor yang mempegaruhi
perkem banggan bakat kuhsus atau seseorang untuk tidak dapat mewujudkan
bakat-bakatnya secara optimal, degan
kata lain prestasinya di bawah potensinya dapat terletak pada anak itu sendiri
dan lingkungan.
(1). Anak itu
sendiri.misalnya anak itu tidak atau kurang berminat untuk megembang kan
bakat-bakat yang ia miliki atau kurang
termotivasi untuk mencapai prestasi yang tinggi, atau mungkin pula mempunyai
kesulitan atau masalah pribadi sehingga ia megalami hambatan dalam pegembanggn
diri dan berprestasi sesuai degan bakatnya.
(2) lingkugan
anak.misalnya orang tuanya kurang mampu untuk meyediakan kesempatan dan
saran pendidikan yang ia butuhkan, atau
ekonominya yang cukup tinggi tetapi kurang memberi perhatian terhadap
pendidikan anak.
5. Perbedaan Induvidu Dalam Bakat
Kuhsus
Pada dasar nya orang mempunyai bakat-bakat tertentu
. dua anak bisa sama-sama mempunyai
bakat melukis, tetapi yang satu lebih menonjol dari pada yang lain bahkan
saudara sekandug dalam satu keluarga bisa mempunyai bakat yang berbeda-beda.
Anak yang satu mempunyai bakat untu bekerja angka-angka, anak yang lain dalam
bidang olah raga, yang lainnya lagi berbakat menulis (mengarang).
Sekali lagi perlu ditekankan bahwa setiap anak
mempunyai bakat-bakat tertentu, hanya berbeda
dalam jenis dan derajatnya. Yang dimaksud dengan anak berbakat ialah mereka
yang mempunyai bakat- bakat dalam derajat tinngi dan bakat-bakat yang unggul.
Ada anak yang berbakat intelektual umum, biasanya mereka mempunyai taraf inteligensi yang tinggi dan
menunjukkanprestasi sekolah yang menonjol. Adapula yang mempunyai bakat
akademis khusus, misalnya dalam matematika atau dalam bahasa, sedangkan
matapelajaran lainnya belum tentu menonjol. Berikut daftar tabel tingkat kecerdasan / intelegensi anak
menurut Wechsler :
IQ
|
Deskripsi
|
Presentase
|
130 ke-atas
120 – 129
110 – 119
85 – 109
70 – 84
55 – 69
40 – 54
25 - 39
Di bawah 25
|
Very superior
Superior
Bright normal
Average
Borderline
Midly mentally retarderd
Moderate mentally retarderd
Severely mentally retarderd
Profoundly mentally retarderd
|
2.2
6.7
16.1
50.0
16.1
2.1
0.1
0.003
0.0000005
|
6. Upayah Pegembangan Bakat Kuhsus
Remaja Dan Implikasi-Implikasi Dalam Peyeleggaraan Pendidikan
Yang harus diukur
oleh alat identifikasi adalah baik potensi (bakat pembawaan) maupun
bakat yang sudah terwujud dalam prestasi yang tinggi. Alat ukur atau tes apa
yang di pakai tentu saja tergantung pada macam bakat yang dicari.
Bagaimana orang tua dapat mengenal bakat khusus
anak? Bakat anak dapat di kenali dengan observasi terhadap apa yang selalu
dikerjakan anak, kesungguhan bakat anak bermanfaat bagi orang tua agar mereka
dapat memahami dan memenuhi kebutuhan anak. Dengan mengenal ciri-ciri anak
berbakat orang tua dapat menyediakan lingkungan pendidikan yang sesuai dengan
bakat anak. Mereka dapat membantu anak memahami dirinya agar tidak melihat
bakat sebagai suatu beban tetapi sebagai suatu anugerah yang harus di hargai
dan dikembangkan. Manfaat lain dari kemampuan orang tua untuk mengenal bakat
anak ialah agar orang tua dapat membantu sekolah dalam prosedur pemanduan anak
berbakat, dengan memberikan informasi yang dibutuhkan tentang ciri-ciri dan
keadaan mereka.
Sekolah mengirim daftar/ciri-ciri perilaku kepada
orang tua dengan penjelasan bahwa sekolah perlu mengetahui bahwa sekolah perlu
mengetahui sifat-sifat siswa agar dapat merencanakan pengalaman pendidikan yang
sesuai baginya. Sebagai contoh, orang tua diminati memberi keterangan tentang
butir-butir berikut ini:
-
hobi dan minat anak yang khusus,
-
jenis buku yang disenangi, masalah dan
kebutuhan khusus,
-
prestasi unggul yang pernah dicapai,
-
pengalaman-pengalaman khusus,
-
kegiatan kelompok yang disenangi,
-
kegiatan mandiri yang disenangi,
-
sikap anak terhadap sekolah/guru, dan
-
cita-cita untuk masa depan.
Adapun kondisi lingkungan yang bersifat memupuk
bakat anak adalah keamanan psikologis dan kebebasan psikologis. Anak akan
merasa aman secara psikologis apabila:
a. Pendidikan
dapat menerimanya sebagaimana adanya, tanpa syarat dengan segala kekuatan dan
kelemahannya, serta memberi kepercayaan padanya bahwa pada dasrnya ia baik dan
mampu.
b. Pendidik
mengusahakan suasana di mana anak tidak merasa “dinilai” oleh orang lain.
Memberi penilaian terhadap seseorang dapat dirasakan sebagai ancaman, sehingga
menimbulkan kebutuhanakan pertahanan diri.
c. Pendidikan
memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan, dan
perilaku anak, dapat menempatkandiri dalam situasi anak dan melihat dari sudut
pandang anak. Dalam suasana ini anak merasa aman untuk mengungkapkan bakatnya.
Anak akan merasa kebebasan psikolog apabila orang
tua dan guru memberi kesempatan padanya untuk mengungkapkan pikiran-pikiran dan
perasaan-perasaan. Kecuali itu pendidikan handaknya berfungsi mengembangkan
bakat anak, jangan semata-mata menyajikan kumpulan pengetahuan yang bersifat
skolastika.
Sumber :
Materi
Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik, Oleh Bapak Fowa'a Duha, S.Pd
(STKIP - Nias Selatan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar